Zaman sekarang ini ketulusan sudah menjadi barang yang amat langka. Di dalam dunia yang sangat materalistis kebanyakan orang sangat mementingkan dirinya sendiri. dan mereka hidup dalam kepura-puraan.
Di sekitar kita,bahkan mungkin diri kita sendiri termasuk sebagai orang tang terjebak dalam kehidupan yang penuh kepura-puraan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. banyak orang yang menjadi ayah yang alim dan bijaksana,ternyata punya selingkuhan,banyak orang pura-pura guru profesional,tapi tidak bisa mengajar dan mendidik siswa,pura-pura jadi pejabat pemerintah sebagai pengayom,pelindung dan pelayan masyarakat,tapi dana pembangunan dikorupsi tanpa basa-basipura-pura jadi bupati,tetapi dana PBB uang seharusnya masuk kas daerah,dibagi bersama pejabat-pejabat lain,pura-pura jadi tentara pekerjaannya mengkoordinir preman-preman di jalanan. pura-pura jadi polisi kerjaannya mencari kesalahan prang lain dan memeras rakyat kecil.
Pura-pura jadi anggota DPR penampung,penyalur dan pejuang aspirasi rakyat,ternyata tidak lebih dari sekedar penyalur dana proyek bagi keluarga dan kerabatnya. Pura-pura bekerja tanpa pamrih demi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat,tetapi dana dislewengkan. Pura-pura jadi jaksa,pura-pura jadi hakim,pura-pura jadi pengacara,pura-pura jadi penegak hukum,ternyata hanya calo perkara di pengadilan. Pura-pura jadi pengusaha,jadi bankir,ternyata hanya "Bandit dan rentenir berdasi'. Pura-pura jadi pendeta dan jadi ustat,ternyata untuk kepentingan politik dan kepentingan usaha pribadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar