1. ANALISIS STRATEGI BISNIS INTERNASIONAL
Analisis strategi bisnis merupakan langkah penting
pertama dalam analisis laporan keuangan. Analisis ini memberikan pemahaman
kualitatif atas perusahaan dan para pesaingnya terkait dengan lingkungan
ekonominya. Dengan mengidentifikasi factor pendorong laba dan resiko usaha yang
utama, analisis strategi bisnis atau usaha akan membantu para analis untuk
membuat peramalan yang realistis.
Kesulitan-kesulitan analisis strategi bisnis
internasional:
a. Ketersediaan informasi Analisis strategi usaha
sulit dilakukan khususnya di beberapa Negara karena kurang andalnya informasi
mengenai perkembangan makro ekonomi. Memperoleh informasi mengenai industry
juga sukar dilakukan di banyak Negara dan jumlah serta kualitas informasi
perusahaan sangat berbeda-beda. Ketersediaan informasi khusus mengenai
perusahaan sangat rendah di Negara berkembang. Akhir-akhir ini banyak
perusahaan besar yang melakukan pencatatan dan memperoleh modal di pasar luar
negeri telah memperluas pengungkapan mereka dan secara suka rela beralih ke prinsip
akuntansi yang diakui secara global seperti standar pelaporan keuangan
internasional.
b. Rekomendasi untuk melakukan analisis Keterbatasan
data membuat upaya untuk melakukan analisis strategi usaha dengan menggunakan
metode riset tradisional menjadi sukar dilakukan. Seringkali sering dilakukan
perjalanan untuk mempelajari iklim bisnis setempat dan bagaimanan industry dan
perusahaan sesungguhnya beroperasi, khususnya di Negara-negara pasar
berkembang.
2. ANALISIS AKUNTANSI
Tujuan analisis akuntansi adalah untuk menganalisis
sejauh mana hasil yang dilaporkan perusahaan mencerminkan realitas ekonomi.
Para analis perlu untuk mengevaluasi kebujakan dan estimasi akuntansi, serta
menganalisis sifat dan ruang lungkup fleksibilitas akuntansi suatu perusahaan. Para
manajer perusahaan diperbolehkan untuk membuat banyak pertimbangan yang terkait
dengan akuntansi, karena merekalah yang tahu lebih banyak mengenai kondisi
operasi dan keuangan perusahaan mereka. Laba yang dilaporkan seringkali
digunakan sebagai dasar evaluasi kinerja manajemen mereka.
Langkah-langah dalam melakukan evalusai kualitas
akuntansi suatu perusahaan:
a) Identifikasikanlah kebijakan akuntansi utama
b) Analisislah fleksibilitas akuntansi
c) Evaluasilah strategi akuntansi
d) Evaluasilah kualitas pengungkapan
e) Indentifikasikanlah potensi terjadinya masalah
f) Buatlah penyesuaian atas distorsi akuntansi
3. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL (ALKI)
Diperlukan karena adanya kecenderungan meningkatnya
investasi internasional dan dilakukan dengan maksud agar data keuangan dapat
dibandingkan. Sumber informasi untuk analisis laporan keuangan internasional
adalah :
- Laporan keuangan, jadwal pendukung serta catatan
atas laporan keuangan – Latar belakang kekayaan perusahaan dan pengungkapannya.
Teknik-teknik analisis Keuangan Internasional yang
telah dipakai adalah :
- Analisa Trend Membandingkan item-item data secara
periodic selama 2 tahun atau lebih seperti trend laba, debt rating, perubahan
revenue, pertumbuhan geometric dsb.
- Analisa Rasio Membandingkan item satu dengan item
yang lain laporan keuangan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang sama tentang
profitabilitas perusahaan, leverage, likuiditas dan efisiensi.
Indikator Pengembalian:
* Pendapatan per lembar saham =Pertumbuhan laba
bersih saham biasa Total saham dari saham biasa yang beredar * Pengembalian
atas aktiva = Laba bersih Total Aktiva * Pengembalian atas ekuitas = Laba
bersih Ekuitas pemilik Indikator Likuiditas dan Risiko: * Rasio Lancar = Aktiva
lancar Utang lancar * Utang terhadap ekuitas = Total Utang Ekuitas pemilik
4. Kesulitan Dalam Memperoleh Akuntansi
Internasional
Dalam memperoleh data Akuntansi Internasional
terdapat beberapa kesulitan, antara lain :
a. Penyesuaian depresiasi Beban depresiasi akan
mempengaruhi keuntungan, maka perlu diperhatikan umur dari fungsi aktiva yang
harus diputuskan manajemen.
b. Penyesuaian persediaan LIFO ke FIFO Persediaan
harus dikonversikan dalam metode FIFO
c. Cadangan Cadangan adalah kemampuan perusahaan
untuk membayar atau menutup pengeluaran untuk menghapus beban.
d. Reformulasi Laporan Keuangan Penyesuaian dari
beberapa perubahan setelah adanya beberapa perhitungan pada point-point tsb di
atas.
5. MEKANISME UNTUK MENGATASI PERBEDAAN PRINSIP
AKUNTANSI ANTAR NEGARA
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan yaitu : –
Beberapa analis menyajikan ulang ukuran akuntansi asing menurut sekelompok
prinsip yang diakui secara internasional atau sesuai dengan dasar lain yang
lebih umum. – Beberapa yang lain mengembangkan pemahaman yang lengkap atas
praktik akuntansi di sekelompok Negara tertentu dan membatasi analisis mereka
terhadap perusahaan-perusahaan yang berlokasi di Negara-negara tersebut.
6. KESULITAN DAN KELEMAHAN DALAM ANALISIS LAPORAN
KEUANGAN INTERNASIONAL
a. Akses informasi Informasi mengenai ribuan
perusahaan dari seluruh dunia telah tersedia secara luas dalam beberapa tahun
terakhir. Sumber informasi dalam jumlah yang tak terhitung banyaknya muncul
melalui World Wide Web (WWW). Perusahaan di dunia saat ini memiliki situs web
dan laporan tahunannya tersedia secara Cuma-Cuma dari berbagai sumber lainnya.
b. Ketepatan waktu informasi Ketepatan waktu laporan
keuangan, laporan tahunan, laporan kepada pihak regulator berbeda-beda di tiap
Negara.
c. Hambatan bahasa dan terminology.
d. Masalah mata uang asing. e. Perbedaan dalam jenis
dan format laporan keuangan.
7. Penggunaan Website atau WWW (world wibe web)
Untuk Memperoleh Informasi Penelitian Perusahaan
Banyak perusahaan belum memanfaatkan secara optimal pengungkapan informasi
perusahaan melalui website, baik untuk informasi keuangan dan keberlanjutan
perusahaan. Temuan lain dalam penelitian ini adalah banyak perusahaan yang
tidak dapat memberikan informasi bagi investor, kebanyakan informasi yang
disajikan dalam website perusahaan adalah tentang produk atau jasa yang
dihasilkan serta banyak sekali perusahaan yang tidak mengupdate
informasi-informasi yang disajikan.
2.1 Internet Financial and Sustainability Reporting
Semenjak tahun 1995, terdapat perkembangan penelitian empiris terkait dengan
Internet Financial Reporting (IFR) yang merefleksikan perkembangan bentuk
pengungkapan informasi perusahaan. Beberapa penelitian menguji faktor-faktor
yang mempengaruhi kebijakan pengungkapan dalam website perusahaan, seperti
penelitian yang dilakukan oleh Pirchegger dan Wagenhofer (1999) dan Sasongko
dan Luciana (2008a). Beberapa penelitian menguji sifat dan perluasan pelaporan
keuangan pada website perusahaan sebagai instrument yang menghubungan dengan
stakeholder. Cheng, Lawrence dan Coy (2000) mengembangan indeks untuk mengukur
kualitas pengungkapan IFR pada 40 perusahaan besar di New Zaeland. Hasil
penelitian Cheng, Lawrence dan Coy (2000) menunjukkan bahwa 32 (80%) perusahaan
memiliki website dan 70% dari sampel menyajikan informasi keuangan pada website
perusahaan. Dan dari 32 perusahaan yang memiliki website menunjukkan bahwa
hanya 8 (25%) perusahaan yang memiliki nilai diatas 50%. Penelitian terkait
dengan internet financial reporting di Indonesial dilakukan oleh Sasongko dan
Luciana (2008), yang menguji kualitas pengungkapan informasi pada website
industri perbankan yang go public di BEI. Dengan menggunakan indeks yang
dikembangkan oleh Cheng, Lawrence dan Coy (2000) dan sampel 19 industri
perbankan, Sasongko dan Luciana (2008a) memberikan bukti bahwa adanya
keberagaman pengungkapan informasi pada website industri perbankan di
Indonesia. Temuan lain dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak banyak
website industri perbankan yang mengoptimalkan pemanfaatan teknologi internet
yang sebagai sarana pengungkapan informasi perusahaan, dan hanya menampilkan
informasi tentang produk-produk perbankan saja. Sedangkan penelitian terkait
dengan sustainability reporting pada website perusahaan dilakukan oleh Sasongko
dan Luciana (2008b), dan memberikan bukti bahwa dari 54 sampel hanya 10 sampel
saja yang menyajikan sustainability reporting pada menu utama website, dan
rendahnya kuantitas dan kualitas informasi yang disampaikan perusahaan terkait dengan
informasi keberlanjutan perusahaan (sustainability reporting). Penelitian lain
yang dilakukan oleh Luciana dan Sasongko (2008a dan 2008b), menguji kualitas
pengungkapan informasi pada website 19 industri perbankan dan 35 perusahaan
yang masuk dalam kategori LQ-45. Penelitian ini memberikan bukti bahwa industri
perbankan memiliki kualitas pengungkapan informasi pada website untuk komponen
technology dan user support lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang
masuk kategori LQ-45. 2.2 Corporate Social Responsibility Pemahaman dan
kesadaran dari entitas bisnis untuk menjaga hubungan baik dengan seluruh
pemangku kepentingan dalam upaya minimasi dampak negatif dan maksimasi dampak
positif aktivitas operasional perusahaan menuju pembangunan berkelanutan inilah
yang kini dipahami sebagai CSR (Corporate Social Responbility. Menguatnya
paradigma pembangunan berkelanjutan dan inisiatif tanggung jawab sosial
perusahaan atau CSR membuat pelaporan kinerja sosial dan lingkungan perusahaan
dianggap sama pentingnya dengan pelaporan kinerja ekonomi. Masalah terbesarnya
adalah bahwa mutu laporan-laporan nonfinansial memang belumlah sebaik mutu
laporan finansial. Selain usianya yang terpaut jauh (>500 vs. 10-20 tahun),
kesenjangan di antara keduanya ditandai oleh derajat keformalan, pihak yang
dituju, serta interval laporan. Formalisasi laporan finansial sudah sangat
jelas, dengan munculnya GAAP, IFRS serta standar-standar pelaporan di setiap
negara. Hampir seluruhnya sudah bersifat mengikat secara hukum. Sementara, laporan
nonfinansial paling komprehensifpun—yaitu standar dari Global Reporting
Initiative (GRI)—masih bersifat sukarela. Perusahaan-perusahaan yang tidak
mengikuti standar GRI telah menunjukkan ragam yang luar biasa dalam format
laporan nonfinansialnya. Kalau laporan finansial terutama ditujukan pada
investor dan lembaga yang mengatur investasi dalam suatu negara, laporan
nonfinansial ditujukan untuk seluruh pemangku kepentingan (termasuk pula
investor). Konsekuensinya, cara pelaporannya akan menjadi sangat beragam sesuai
dengan pemangku kepentingan yang dituju. Terakhir, laporan keuangan finansial
memiliki interval yang tetap yaitu tahunan dan kuartalan, sementara laporan
nonfinansial biasanya berupa laporan setahunan atau dua tahunan, bahkan tidak
tetap. Gazdar (2007) menyatakan ada empat hal yang membuat mengapa pelaporan
nonfinansial ini menjadi sangat penting: Pertama, meningkatkan reputasi
perusahaan. Semakin transparen perusahaan dalam aspek-aspek yang dituntut oleh
seluruh pemangku kepentingannya, semakin tinggi pulalah reputasi perusahaan.
Tentu saja, kalau kinerja yang dilaporkan itu baik dan valid. Karenanya,
perusahaan harus terlebih dahulu meningkatkan kinerjanya dengan
sungguh-sungguh. Validitas juga sangat penting, karena pemangku kepentingan tidak
akan pernah memaafkan perusahaan yang melakukan pembohongan publik. Kedua,
melayani tuntutan pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan adalah pihak-pihak
yang terpengaruh oleh dan bisa memengaruhi perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Tentu saja, mereka yang terpengaruh hidupnya oleh perusahaan berhak untuk
mengetahui aspek-aspek yang bersentuhan dengan kehidupan mereka. Mereka yang
bisa memengaruhi perusahaan sangat perlu untuk mendapat informasi yang benar,
sehingga pengaruh mereka bisa diarahkan ke tujuan yang tepat. Ketiga, membantu
perusahaan dalam membuat berbagai keputusan. Laporan kinerja yang baik tentu
saja akan memuat indikator-indikator yang akan membantu perusahaan melihat
kekuatan dan kelemahan dirinya. Perusahaan bisa sedikit lebih tenang dalam
aspek yang indikator-indikatornya menunjukkan kekuatan. Di sisi lain,
perusahaan perlu mencurahkan sumberdaya yang lebih besar untuk aspek-aspek yang
tampak masih lemah. Perusahaan memilikiLaporan periodik dengan indikator yang
konsisten sangat diperlukan di sini, sehingga naik turunnya kinerja bisa
terpantau dan disikapi dengan keputusanyang tepat. Keempat, membuat investor
dengan mudah memahami kinerja perusahaan. Sebagaimana yangsudah diungkapkan di
atas, ada kebutuhan yang semakin tinggi dari investor untuk bisa mengetahui
kinerja perusahaan yang sesungguhnya. Para investor jangka panjang benar-benar
ingin mengetahui apakah modal yang ditanamkannya aman atau tidak.
Perusahaan-perusahaan yang memiliki kinerja sosial dan lingkungan yang tinggi
memiliki kemungkinan yang lebih baik untuk terus berlanjut usahanya, dan para
investor tentu lebih berminat untuk menanamkan modalnya pada
perusahaan-perusahaan tersebut.
Adapun kelemahan dan kesulitan dalam analisis laporan keuangan internasional, yaitu :
a. Akses informasi
Informasi mengenai ribuan perusahaan dari seluruh dunia telah tersedia secara luas dalam beberapa tahun terakhir. Sumber informasi dalam jumlah yang tak terhitung banyaknya muncul melalui World Wide Web (WWW). Perusahaan di dunia saat ini memiliki situs web dan laporan tahunannya tersedia secara cuma-cuma dari berbagai sumber lainnya.
b. Ketepatan waktu informasi
Ketepatan waktu laporan keuangan, laporan tahunan, laporan kepada pihak regulator berbeda-beda di tiap Negara.
c. Hambatan bahasa dan terminology.
d. Masalah mata uang asing.
e. Perbedaan dalam jenis dan format laporan keuangan.
7. Penggunaan Website atau WWW (world wibe web) Untuk Memperoleh Informasi Penelitian Perusahaan
Banyak perusahaan belum memanfaatkan secara optimal pengungkapan informasi perusahaan melalui website, baik untuk informasi keuangan dan keberlanjutan perusahaan. Temuan lain dalam penelitian ini adalah banyak perusahaan yang tidak dapat memberikan informasi bagi investor, kebanyakan informasi yang disajikan dalam website perusahaan adalah tentang produk atau jasa yang dihasilkan serta banyak sekali perusahaan yang tidak mengupdate informasi-informasi yang disajikan.
Informasi mengenai ribuan perusahaan dari seluruh dunia telah tersedia secara luas dalam beberapa tahun terakhir. Sumber informasi dalam jumlah yang tak terhitung banyaknya muncul melalui World Wide Web (WWW). Perusahaan di dunia saat ini memiliki situs web dan laporan tahunannya tersedia secara cuma-cuma dari berbagai sumber lainnya.
b. Ketepatan waktu informasi
Ketepatan waktu laporan keuangan, laporan tahunan, laporan kepada pihak regulator berbeda-beda di tiap Negara.
c. Hambatan bahasa dan terminology.
d. Masalah mata uang asing.
e. Perbedaan dalam jenis dan format laporan keuangan.
7. Penggunaan Website atau WWW (world wibe web) Untuk Memperoleh Informasi Penelitian Perusahaan
Banyak perusahaan belum memanfaatkan secara optimal pengungkapan informasi perusahaan melalui website, baik untuk informasi keuangan dan keberlanjutan perusahaan. Temuan lain dalam penelitian ini adalah banyak perusahaan yang tidak dapat memberikan informasi bagi investor, kebanyakan informasi yang disajikan dalam website perusahaan adalah tentang produk atau jasa yang dihasilkan serta banyak sekali perusahaan yang tidak mengupdate informasi-informasi yang disajikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar